Studi mengungkapkan angka kematian etnis minoritas di Inggris lebih tinggi ketimbang kulit putih. (Jacob King/PA via AP)
LENSAPANDAWA.COM – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa di Inggris risiko kematian akibat Covid-19 lebih tinggi dua hingga tiga kali lipat pada kelompok etnis minoritas atau imigran.
Studi ini diinisiasi University College London (UCL) dengan mengambil data pasien layanan kesehatan milik pemerintah (National Health Service /NHS). Pasien dites positif dan meninggal di rumah sakit Inggris pada periode 1 Maret-21 April 2020.
Para peneliti menemukan rata-rata kematian sekitar dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi pada etnis kulit gelap, orang Asia, dan kelompok etnis minoritas lain dibandingkan populasi umum.
Risiko kematian pada etnis Pakistan 3,29 kali lebih tinggi, tertinggi di antara kelompok lainnya, kemudian disusul orang Afrika (risiko 3,24 kali lipat), Bangladesh (2,41 kali lipat), kelompok orang Karibia (2,41 kali lipat) dan orang India (1,7 kali lipat).
Analisis dari 16.272 kematian ini juga menemukan bahwa risiko kematian lebih rendah pada populasi kulit putih di Inggris.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa kematian akibat Covid-19 secara proporsional lebih tinggi pada kelompok etnis kulit gelap, Asia, dan minoritas,” kata Delan Devakumar, rekanan penulis studi, seperti dikutip dari AFP.
Menurutnya, sangat penting untuk mempertimbangkan faktor risiko sosial dan ekonomi dalam studi ini. Keduanya menjadi hambatan etnis minoritas mendapatkan perawatan kesehatan yang berujung pada kematian yang ia nilai tidak adil.
Kendati demikian, hasil studi masih menunggu tinjauan sejawat.
Ini bukan penelitian pertama yang mengaitkan kelompok rentan dan risiko kematian akibat Covid-19.
Studi-studi lain memperlihatkan bahwa dampak virus lebih parah pada wilayah yang dihuni kelompok etnis minoritas.
Berdasar angka dari Kantor Statistik Nasional (ONS), ditemukan tingkat kematian Covid-19 di daerah yang paling miskin di Inggris mencapai 118 persen lebih tinggi daripada wilayah yang lebih mapan atau layak.
Kemudian studi lain dari Institute for Fiscal Studies (IFS) mencatat di rumah sakit yang sama, tingkat kematian etnis minoritas lebih tinggi daripada etnis kulit putih.
Imigran alias pendatang adalah kelompok yang tidak terpisahkan dari populasi penduduk Inggris dan tersebar di berbagai wilayah.
Berdasar data Universitas Oxford, imigran paling banyak menempati wilayah London (38 persen).
Sementara itu, Polandia, India dan Pakistan adalah tiga negara penyumbang jumlah imigran terbanyak di Inggris yaitu masing-masing 9 persen, 9 persen, dan 6 persen dari total imigran.
Dari seluruh populasi warga asing di Inggris, 15 persen di antaranya juga berasal dari Polandia dan merupakan kelompok dengan persentase tertinggi. (els/vws)