Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/Naeblys).
LENSAPANDAWA.COM – Penelitian terbaru dari Universitas Stanford, Amerika Serikat menemukan jumlah orang yang terinfeksi virus corona (Covid-19) bisa 50 kali lipat lebih tinggi dari yang resmi dilaporkan.
Laporan pracetak ini dikeluarkan pada Jumat (17/4) lalu. Laporan ini juga belum ditinjau (preprint) dan belum ditinjau oleh peneliti medis lainnya (peer-reviewed).
Penelitian ini menguji sampel dari 3.330 orang di daerah Santa Clara, California. Penelitian menemukan virus tersebut sesungguhnya menginfeksi 50 hingga 85 kali lipat lebih banyak dari laporan resmi.
Untuk menerapkan lockdown yang luas untuk menghentikan penyebaran Covid-19, pejabat kesehatan harus terlebih dahulu menentukan berapa banyak orang yang telah terinfeksi.
Dilansir dari Guardian, pada saat penelitian, Santa Clara memiliki 1.094 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi, 50 diantaranya menyebabkan kematian.
Akan tetapi, berdasarkan jumlah orang yang memiliki antibodi, ada kemungkinan antara 48 ribu dan 81 ribu orang telah terinfeksi di Santa Clara pada awal April.
Di sisi lain, peneliti juga khawatir dengan akurasi dari alat tes antibodi yang digunakan dalam penelitian tersebut. Pasalnya, sebagian besar dari alat tes tersebut belum diuji klinis secara ketat.
Banyak survei menggunakan alat tes serologi atau antibodi untuk mendeteksi antibodi terhadap virus dalam sampel darah. Kehadiran antibodi spesifik SARS-CoV-2 mengungkapkan bahwa seseorang telah terinfeksi setidaknya seminggu sebelumnya, bahkan jika mereka tidak mengalami gejala.
Dilansir dari Nature, Dokter dan ahli Mikrobiologi dari Australian National University di Canberra, Peter Collignon mengatakan hasil penelitian yang menyatakan tingkat infeksi jauh lebih tinggi memang tidak mengejutkan.
Akan tetapi, Collignon menjelaskan bahwa tes antibodi yang digunakan dalam penelitian memiliki sampel yang sedikit dibandingkan dengan jumlah populasi. Minimnya sampel ini juga memengaruhi keakuratan hasil survei. (jnp/osc)