Ilustrasi mobil otonom. (CNN Indonesia/Febri Ardani)
LENSAPANDAWA.COM – Banyak pihak percaya, setelah teknologi listrik, masa depan otomotif global adalah sistem otonom yang bikin kendaraan 100 persen tidak memerlukan pengemudi. Walau begitu, seiring kemajuan pengembangan otonom, semakin banyak masalah yang muncul, salah satunya soal kepercayaan masyarakat.
Asosiasi otomotif di Inggris, Automobile Association (AA), mengungkap, budaya masyarakat pada mobil konvensional masing sangat kuat. Hal itu menandakan masih terdapat penolakan pada seseorang untuk berkendara tanpa ada yang memegang setir.
AA melakukan survei pada 21 ribu pengemudi di Inggris terkait hal itu, hanya 23 persen yang mengatakan percaya membiarkan kendaraan bekerja sendirian untuk mengantarnya ke tempat tujuan.
Sedangkan sisanya (sekitar 75 persen) mengaku tidak mau melepas tangan dari setir, tidak peduli berapa banyak kompensasi dari asuransi yang bakal didapat misal kecelakaan dan meski kendaraan otonom sanggup mengatasi rintangan lalu lintas.
Presiden AA Edmund King mengatakan para produsen mesti lebih dulu memenangkan hati para pengemudi sebelum memproduksi massal kendaraan otonom. Kebudayaan masyarakat yang sudah terjalin lama pada mobil disarankan tidak dianggap remeh.
“Bahkan dengan perkembangan proyek ride hailing, integrasi mobil otonom, hampir setengahnya tidak bisa membayangkan saat mereka menyerahkan mobil mereka,” ucap King.
Sembilan dari 10 pengemudi yang ditanyai mengatakan mereka tidak percaya mobil mampu mengambil keputusan tepat saat berkendara seperti misalnya memprediksi hal-hal tertentu. Namun, mereka menerima kemajuan teknologi otomotif asalkan tidak menghilangkan sepenuhnya kontrol manusia.
Survei yang sama juga mengungkap sebanyak 59 persen menginginkan kendaraan otonom memiliki fitur adaptive cruise control dan 58 persen mau automatic emergency braking.
“Mobil saat ini kurang lebih masih sama selama 100 tahun, tapi dekade depan kita akan melihat banyak perubahan dari 50 tahun yang lalu. Tidak ada keraguan kemajuan teknologi bisa dan akan menyelamatkan nyawa dan membuka mobilitas buat orang tua, difabel, dan muda. Masih banyak penilaian tentang kapan, atau bagaimana, konsumen akan menerima mobil otonom saat mereka bertambah usia sambil mencintai mobil mereka,” ucap King.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.