Seorang pengunjung mencoba teknologi viritual reality atau VR berbasis jaringan 5G di acara Huawei Asia Pacific Innovation Day, Chengdu. (ANTARA News/HO Huawei Indonesia)
LENSAPANDAWA.COM – Otoritas Taiwan mengingatkan bahwa siapa pun yang memilih berbisnis di China perlu menyadari risiko serta "perbedaan sistem" dua wilayah, kata dewan otoritas Taiwan.
Sejak dua pihak sepakat untuk berdamai pada 1980an, banyak perusahaan Taiwan berbisnis di China karena biaya operasional rendah serta persamaan bahasa dan budaya.
Bagi pemerintah China, kebijakan yang diluncurkan untuk warga dan perusahaan Taiwan murni didorong keinginan membantu mereka.
Akan tetapi, otoritas pimpinan Tsai Ing-wen khawatir China akan "menyerap sumber daya Taiwan" dan membangkitkan kembali sentimen pro-China di pulau berotonomi itu. Pengaruh China diyakini dapat mendorong warga memilih partai yang bersahabat dengan pemerintah China.
China terus menekan Tsai dengan merebut mitra diplomatik Taiwan, antaranya Kepulauan Solomon dan Kiribati. Tsai berencana mencalonkan diri kembali pada pemilihan 'presiden' Januari 2020.
Tsai mengatakan dia tidak membiarkan pihaknya terus dirundung Beijing, dan petinggi Taiwan itu akan terus menjaga keamanan serta sistem demokrasi di wilayahnya.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.