Ilustrasi virus corona di Italia. (ANDREA PATTARO / AFP)
LENSAPANDAWA.COM –
Para ilmuwan Italia menyatakan virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) telah ada di Italia sebelum kasus pertama terkonfirmasi. Para ilmuwan mengklaim bahwa temuan itu diketahui setelah menganalisa air limbah warga.
Cara yang dilakukan para ilmuwan Italia itu merupakan cara yang kurang populer dalam melacak virus. Akan tetapi, temuan dengan metode itu dapat membantu mereka memahami asal-usul virus dan bagaimana penyebarannya di seluruh negeri.
Melansir New Atlas, metode itu dikenal sebagai epidemiologi berbasis air limbah dan dipandang sebagai alat yang akan berperan penting untuk memerangi Covid-19.
Para ilmuwan menggunakan analisis air limbah untuk memantau wabah penyakit, bersama dengan ancaman lain terhadap kesehatan masyarakat seperti kenaikan superbug atau tingkat obesitas.
Dengan menganalisis sampel limbah di laboratorium, para ilmuwan dapat mencari fragmen RNA dari virus dan menentukan apakah itu beredar di komunitas tertentu.
Di Italia, para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional Italia (ISS) menggunakan teknik-teknik ini untuk secara retrospektif memeriksa 40 sampel limbah di Milan dan Turin. Sampel diambil antara Oktober dan Februari.
Dalam penelitian itu, mereka menemukan jejak genetik SARS-CoV-2, virus yang mengarah pada penyakit Covid-19, dua bulan sebelum kasus pertama terdeteksi secara resmi pada pertengahan Februari.
Para pejabat mengatakan bahwa temuan itu dapat membantu para ilmuwan menentukan bagaimana virus itu bertahan di Italia. Uji coba air limbah serupa sedang dilakukan di tempat lain, salah satunya di Brisbane, Australia. Para ilmuwan yakin teknologi itu dapat menawarkan cara yang murah dan efisien untuk mendeteksi Covid-19.
Berdasarkan informasi, ISS akan memulai proyek percontohan bulan depan dengan memantau air limbah di beberapa resor wisata Italia dan bahkan melihat penerapan sistem pemantauan nasional akhir tahun.
Melansir Anadolu, air limbah dari dua kota utara Italia, yakni Milan dan Turin mengandung jejak virus corona baru bulan Desember 2019. Temuan itu diperoleh setelah peneliti meneliti 40 sampel limbah yang dikumpulkan dari pabrik pengolahan air di Italia utara antara Oktober dan Februari.
Secara lebih rinci, para ilmuwan menyatakan Milan dan Turin memiliki jejak genetik virus Covid-19 pada 18 Desember. Sedangkan limbah dari kota Bologna mulai menunjukkan jejak virus corona pada akhir Januari.
Kasus Covid-19 non-impor pertama di Italia didiagnosis di kota kecil Codogno, di wilayah Lombardy, pada akhir Februari. Kota itu menjadi ‘zona merah’ pertama di Italia, diikuti oleh sembilan di wilayah Lombardy dan Veneto yang lokasinya berdekatan.
Lockdown nasional di Italia imbas Covid-19 diberlakukan pada awal Maret dalam rangka menahan penularan.
Para peneliti menekankan bahwa hasil penelitian tidak menyiratkan bahwa rantai transmisi utama yang menyebabkan penyebaran epidemi di Italia berasal dari kasus-kasus pertama.
Italia telah menjadi salah satu negara yang paling parah dilanda pandemi virus corona, tetapi sejak Mei lalu, terlihat perlambatan dalam penularan dan tingkat kematian Covid-19.
(jps/DAL)