Aktivitas berkesenian di dalam rumah bersama keluarga. (ANTARA/ Donatus D.P)
LENSAPANDAWA.COM – Praktik pembatasan sosial bagi sebagian besar masyarakat dirasakan cukup berat dan menjemukan karena berbagai aktivitas yang biasanya dilakukan di luar rumah diminimalkan.
Keputusan yang cukup berat tersebut terpaksa diambil pemerintah guna mencegah penyebaran dan penularan Coronavirus disease 2019 (COVID-19) di seluruh Indonesia.
Para seniman, pelaku dan pegiat seni di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada awalnya juga mengalami hal sama karena cukup banyak agenda kesenian yang akan digelar di daerah itu sebagai upaya pelestarian budaya lokal sekaligus mendukung kepariwisataan yang sedang berkembang terpaksa ditunda pelaksanaannya.
Wabah virus corona yang di luar dugaan, mengakibatkan berbagai rencana yang sudah disusun pada tahun sebelumnya berantakan dan terpaksa ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Rencananya tahun ini kelompok perupa rindudendam akan menggelar pameran komik kolaborasi dengan anak-anak sekolah, tetapi sepertinya harus ditunda, menunggu perkembangan selanjutnya," kata perupa Anung Yunianto.
Penundaan kegiatan pameran kolaborasi tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kesehatan dan keselamatan yang lebih utama, namun para personil yang akan terlibat tetap diwajibkan terus berkarya dan menyiapkan berbagai kebutuhan pameran.
"Gelisah untuk berkesenian harus tetap terjaga, karena kegelisahan itu merupakan modal utama mencipta karya-karya selanjutnya agar tetap produktif," katanya.
Kegiatan lain, seperti tari massal, lomba patung pasir dan lainnya yang masuk dalam agenda rutin tahunan juga dilakukan penundaan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang belum memungkinkan.
Berawal dari kegelisahan para pelaku seni agar bisa terus berkesenian, sejumlah seniman dan pemerhati budaya di daerah itu menggagas sebuah kegiatan yang mengajak warga tetap bisa kreatif berkarya memanfaatkan waktu senggang selama pemberlakuan pembatasan sosial.
Menurut Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno kegiatan #artfromhome tersebut diharapkan bisa membangun suasana berkesenian yang menyenangkan bagi seluruh keluarga di daerah itu.
Kegiatan itu cukup sederhana yaitu dengan melakukan aktivitas berkesenian sederhana dalam segala keterbatasan dan kondisi yang ada di rumah masing-masing.
"Gerakan ini dimulai dari kegelisahan melihat perkembangan informasi yang lebih banyak mengarah kepada sebaran berita yang kadang membuat khawatir dan panik terkait dengan perkembangan wabah COVID-19," kata Suseno.
Kemunculan gagasan untuk membuat aktivitas menyenangkan dan berkesenian di rumah masing-masing itu digadang bisa menjadi pembanding kondisi hari ini.
Pada masa sekarang ini, pembatasan sosial cukup membatasi gerak dan banyak dan waktu yang harus dihabiskan di rumah.
Melalui gerakan itu diharapkan pembatasan yang sedang berlangsung bisa membawa hikmah karena semakin banyak waktu berkumpul bersama keluarga, berkumpul dalam keluarga inti, melakukan kegiatan bersama dengan gembira, dan membangun keharmonisan keluarga.
"Keluarga merupakan harta paling bernilai untuk disyukuri, momentum itu wajib kita syukuri, merasa bahagia dan jangan lupa bergembira," katanya.
Gerakan massal tersebut direncanakan melibatkan banyak pelaku seni lokal di Bangka, mulai dari pemusik, penari, perupa, cineas, photografer, pelaku sastra, dan pelaku teater, dengan menghadirkan aktivitas berkesenian yang bersifat aplikatif, sehingga dapat ditiru banyak orang selama masa pembatasan sosial ini.
Sebagai awalan, telah dibuatkan akun media sosial Youtube artsfromhome, yang memuat beberapa aktivitas berkesenian di rumah yang bisa dinikmati oleh khalayak.
Hal lain juga dilakukan dengan merekam aktivitas seni secara sederhana, membaginya di media sosial masing-masing untuk bisa dinikmati dan ditiru.
Dalam beberapa hari ini, Dewan Kesenian kabupaten Bangka Barat bekerja sama dengan beberapa komunitas dan pelaku seni sudah mengawali memproduksi karya artfromhome.
"Sebagai awalan, Dewan Kesenian bersama rindudendam, Senandung SeLo, dan Sekaban Picture Creative Commons telah membuat karya dan diunggah di media sosial, kami berharap gerakan ini bisa mengajak semua golongan untuk jangan lupa merasa bahagia," katanya.
Sementara itu, perupa Anung Yunianto yang sudah cukup kenyang pengalaman berkesenian dan pameran seni rupa di sejumlah daerah di Indonesia saat ini sedang menyiapkan proyek bersama Sekaban Picture.
"Sedang persiapan pengambilan gambar dengan materi karya berupa aktivitas melukis di sekitar rumah," katanya.
Gagasan lukisan sratsretscoot atau melukis di media skuter yang dilakukan Anung bersama Sekaban Picture tersebut sejenis tutorial melukis, namun tetap disisipi pesan moral bagi penikmat.
"Kami berharap upaya bersama ini bisa memberikan ide-ide baru bagi masyarakat untuk tetap bergembira selama berlangsungnya pembatasan sosial," katanya.
Kreativitas berkesenian di ujung barat Pulau Bangka tidak hanya dilakukan para pelaku dan pegiat seni dan budaya, namun sejumlah pemuda millenial yang tergabung dalam komunitas Pemuda Hijau juga sedang menyiapkan gerakan kreatif.
Komunitas yang beranggotakan puluhan anak muda yang memiliki beragam aktivitas di luar pendidikan formal tersebut sejak setahun terakhir cukup eksis dalam mengambil peran menjaga lingkungan tetap asri.
"Kondisi yang terjadi saat ini jangan sampai menyurutkan semangat kita untuk tetap peduli lingkungan dan kreatif memanfaatkan waktu yang ada," kata salah satu anggota Pemuda Hijau, Rini Stevany Wu.
Sebagai upaya melawan kejenuhan, Pemuda Hijau mengajak kawula muda di daerah itu menggagas kegiatan give away untuk sobat hijau
Kegiatan itu dilakukan dalam rangka mengajak partisipasi seluruh kawula muda untuk tetap perduli terhadap lingkungan dan bumi, dengan cara tetap melakukan aktivitas positif yang dapat menjadi contoh atau motivasi bagi yang lainnya.
"Caranya cukup mudah, yaitu dengan mengunggah kegiatan go green selama menjalani masa di rumah saja, dan foto itu wajib dikirim melalui media sosial instagram pemudahijau.id," kata Rini.
Dalam lomba itu, panitia menyediakan sejumlah hadiah yang cukup menarik untuk tiga orang pemenang.
"Kami berharap masa pembatasan sosial ini tidak menjadi penghalang bagi kita dalam mencintai lingkungan, mencintai lingkungan bisa diawali dengan menjaga dan merawat lingkungan sekitar rumah," katanya.
Kaum muda sebagai barisan pelopor harus mampu menawarkan terobosan untuk perubahan zaman dan semangat kaum muda selalu menarik untuk diikuti, diperhatikan, serta diapresiasi.
"Kegiatan ini murni tanpa kepentingan atau titipan dari pihak manapun, kami tulus berbagi dengan tujuan terjadinya perubahan semangat berbuat yang lebih baik," katanya.
Ketulusan dan keikhlasan dalam berbuat serta mampu menerima keadaan dengan tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk mengisi hidup yang penuh kebahagiaan merupakan sebuah kemewahan bagi para pemuda di daerah itu.
Menurut mereka, kebahagiaan hidup adalah hal termewah yang harus dijalani dengan rasa bangga dan berani.*
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.