Tren Teknologi di Era New Normal

0
278
Tren Teknologi di Era New NormalIlustrasi (AP Photo/Luca Bruno)

LENSAPANDAWA.COM – Berbagai upaya pencegahan  penularan Covid-19 akibat infeksi virus corona mengakibatkan terbentuknya tatanan kehidupan normal baru (new normal) bagi masyarakat.

Beberapa penyesuaian di antaranya dengan selalu mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak dari kerumunan mengubah tatanan kehidupan. Penyesuaian kehidupan ini juga berkaitan erat dengan teknologi.

Perubahan yang sebelumnya tidak disangka dapat terjadi akibat pandemi Covid-19. Mulai dari bekerja dari rumah, belajar dari rumah, hingga resepsi pernikahan nyatanya bisa dilakukan melalui ruang virtual.

1. Konsultasi Dokter Online

Pandemi Covid-19 membatasi pergerakan masyarakat demi memutus mata rantai penyebaran virus. Di sisi lain, beberapa orang masih menjalani proses pengobatan.

Oleh karena itu, berbagai platform layanan kesehatan digital (Telemedicine) marak digunakan di era pandemi Covid-19.  Banyak orang bisa berkonsultasi dengan dokter tanpa harus melalui tatap muka, tak hanya itu pasien juga bisa langsung membeli obat berdasarkan resep digital yang dikirimkan dokter setelah sesi konsultasi.

Dikutip dari situs Covid19 RI, pemerintah mengeluarkan protokol kesehatan agar masyarakat dapat menggunakan layanan Telemedicine untuk konsultasi dengan dokter. Pemerintah juga diimabu membeli obat secara daring dari rumah saja. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa kemungkinan penularan jenis-jenis virus termasuk SARS-CoV-2 di rumah sakit sangat tinggi. Oleh sebab itu, masyarakat diminta agar menghindari kunjungan ke RS dan beralih menggunakan layanan Telemedicine.

“Kita berharap layanan konsultasi medis sudah lebih banyak didorong untuk tidak menggunakan kunjungan rumah sakit, tidak bertemu secara langsung, tidak memberikan ruang untuk kontak dekat dengan banyak orang di rumah sakit,” kata Yurianto.

2. Belajar Online dari Rumah

Belajar melalui ruang virtual tak pernah terbayangkan bisa terjadi sebelumnya. Namun pandemi Covid-19 justru mendorong Nyatanya hal tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai aplikasi konferensi virtual mulai Zoom, hingga Google Hangouts.

Belajar online marak terjadi di era Covid-19, selain menjaga jarak sosial (social distancing), belajar online juga mengurangi waktu siswa dan pengajar untuk menuju ke instansi pendidikan.

Di Indonesia sendiri, operator seluler berbondong-bondong memberikan kuota gratis kepada konsumen untuk mengakses platform bimbel online.

3. Bekerja dari Rumah

Bekerja juga ternyata bisa dilakukan dari rumah. Konsep bekerja seperti ini sebelumnya tak pernah terbayangkan sebelumnya. Nyatanya bekerja dari rumah bisa dilakukan dari rumah dengan mengandalkan koneksi internet.

Rapat juga bisa dilakukan dari rumah dengan menggunakan aplikasi konferensi video. Pembatasan Sektor Berskala Besar (PSBB) di Indonesia dan pembatasan aktivitas di luar rumah di dunia membuat perusahaan menggunakan aplikasi konferensi video untuk melakukan rapat online.

Berbagai aplikasi rapat online yang biasa digunakan adalah WhatsApp, Skype, Zoom, hingga Google Hangouts. Berbagai aplikasi berbondong

Konferensi video menjadi fitur yang berlomba-lomba dihadirkan oleh berbagai aplikasi chat hingga panggilan video di kala pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas di luar rumah membuat masyarakat menggunakan video call untuk berjumpa virtual dengan rekan kerja teman.

WhatsApp baru saja meluncurkan fitur video call yang bisa diikuti hingga delapan orang sekaligus.

Sebelumnya video call WhatsApp hanya bisa diikuti maksimal empat orang. WhatsApp mengakui fitur ini diluncurkan untuk mendukung para pekerja yang bekerja di rumah akibat pandemi Covid-19.

Disusul oleh Line yang meningkatkan jumlah peserta hingga 200 orang dalam satu panggilan video. Google Duo juga ikut meramaikan fitur konferensi video dengan meningkatkan  jumlah peserta hingga 32 orang.

4. Serangan Siber Meningkat

Aktivitas serba online dari rumah saat pandemi virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) di Indonesia juga diiringi dengan peningkatan serangan siber. Peretas akan mencari berbagai modus baru untuk melakukan peretasan yang berujung pada pencurian data atau penipuan.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan  aktivitas serba online di rumah dimanfaatkan sejumlah peretas untuk menimbun data kredensial masyarakat yang ada di ponsel mereka.

BSSN mencatat serangan siber selama pandemi virus naik hampir enam kali lipat.

Menurut data yang dihimpun Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN, sejak Januari sampai Maret 2020, total kasus serangan siber di Indonesia berjumlah 80.837.445.

Dibandingkan tahun 2019, pada periode Januari sampai Maret, total jumlah serangan siber sebanyak 13.623.527.

5. Penggunaan Robot dan AI

Robot dan AI (kecerdasan buatan ) juga semakin berperan untuk membantu manusia memerangi pandemi Covid-19.

Dilansir dari Straits Times, Singapura menggunakan robot untuk memperingatkan masyarakat untuk menjaga social distancing di taman Bishan-Ang Mo Kio. Robot berkaki empat yang bernama Spot  ini mulai berpatroli di taman tersebut sejak Jumat lalu (8/5). 

Berbagai perusahaan di seluruh dunia juga membuat robot yang mampu memancarkan sinar untuk membunuh virus dan bakteri.

Dilansir dari CNN, AI juga dimanfaatkan oleh tenaga medis untuk melawan Covid-19. Salah satu contohnya adalah IBM merancang supercomputer dengan otak kecerdasan buatan (AI) yang mampu menjalankan ribuan simulasi untuk menganalisis senyawa obat yang efektif menghentikan infeksi virus SARS-CoV-2. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mengembangkan layanan chatbot atau robot percakapan di WhatsApp untuk menampilkan informasi terkait virus corona (SARS-CoV-2). Chatbot sebelumnya telah digunakan di berbagai negara sebagai layanan masyarakat terkait  informasi Covid-19.

Dilansir dari BBC, AI juga turut berperan dalam membantu analisa diagnosa pasien Covid-19. AI berbasis algoritma digunakan untuk memindai paru-paru ribuan pasien di Wuhan, China. Algoritma tersebut dikembangkan oleh Axial AI dan mampu menganalisa citra CT dalam hitungan detik. 

AI mampu memberikan sebuah analisa apakah pasien memiliki risiko tinggi terkena pneumonia virus dari Covid-19 atau tidak. Negara tetangga, Malaysia sedang menguji coba sistem AI tersebut.

6. Menikah Online

New normal lainnya adalah pernikahan yang dilakukan secara online. Pandemi Covid-19 membuat pemerintah melakukan kebijakan social distancing atau jaga jarak sosial. Tren pernikahan online juga telah sampai ke dataran China.

Baru-baru ini, pasangan Ma Jialun dan Zhang Yitong mengadakan acara resepsi. Uniknya pasangan tersebut memutuskan untuk menyiarkan resepsi secara langsung (live streaming) ke lebih dari 100 ribu orang asing.

Dilansir dari AFP, kebijakan social distancing akibat Covid-19 memang membuat banyak pasangan di seluruh dunia untuk gigit jari untuk mengadakan resepsi pernikahan. Sebagai alternatif, banyak orang menikah melalui ruang virtual.

Akan tetapi, mengadakan resepsi pernikahan online belum menjadi tren di Indonesia. Namun memang ada beberapa orang yang menyiarkan langsung ijab jarak jauh (live streaming).

7. Pelacakan Orang Semakin Marak

Dilansir dari CNN,  pihak berwenang China menggunakan teknologi untuk melacak orang sehat dan orang yang berisiko Covid-19. 

Warga  diberi kode QR  berwarna pada ponsel mereka. Warna QR menentukan apa yang dapat mereka lakukan.

Di Wuhan, di mana lockdown telah dicabut, warga perlu membuat kode QR hijau di ponsel mereka untuk meninggalkan rumah mereka.

Untuk masuk ke tempat-tempat seperti restoran, orang perlu menunjukkan kode QR hijau.

Sekarang Apple dan Google bekerja sama untuk membantu otoritas kesehatan AS melacak paparan  virus corona menggunakan teknologi Bluetooth.

Raksasa teknologi bisa memainkan peran penting dalam memerangi pandemi meskipun ada masalah privasi.

Pusat Safra Harvard mengatakan orang-orang yang tidak berada dalam populasi berisiko tinggi tidak dapat bergerak dengan bebas. Lokasi mereka di transportasi umum dapat dilacak pada ‘pemindaian QR pelindung privasi’. (jnp/eks)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here