Ilustrasi gerhana bulan. (NELSON ALMEIDA / AFP)
LENSAPANDAWA.COM – Gerhana Bulan Penumbra merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi di bulan Juni 2020. Fenomena ini terjadi saat posisi Bulan, Matahari, dan Bumi tidak dalam garis sejajar.
Akibatnya, Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi dan Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama berlangsung. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gerhana Bulan Penumbra dapat diamati dari Indonesia pada Sabtu (6/6) besok.
BMKG pun memetakan waktu terbaik untuk melihat fenomena ini dengan tiga fase yaitu gerhana mulai, puncak gerhana, dan gerhana berakhir. Berikut rincian data dikutip dari keterangan rilis BMKG:
1. Gerhana Mulai
– UT (5 Juni): 17.45.52- WIB (6 Juni): 00.45.52- WITA (6 Juni): 01.45.52- WIT (6 Juni): 02.45.52
2. Puncak Gerhana
– UT (5 Juni): 19.25.05- WIB (6 Juni): 02.25.05- WITA (6 Juni): 03.25.05- WIT (6 Juni): 04.25.05
3. Gerhana Berakhir
– UT (5 Juni): 21.04.09- WIB (6 Juni): 04.04.09- WITA (6 Juni): 05.04.09- WIT (6 Juni): 06.04.09
Berdasarkan data tersebut, durasi gerhana dapat dinikmati selama 3 jam 18 menit 17 detik.
“Gerhana Bulan Penumbra 6 Juni 2020 ini merupakan anggota ke-67 dari 71 anggota pada seri Saros 111 (fenomena gerhana). Gerhana Bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 26 Mei 2022,” tulis Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG dikutip dari keterangan rilis.
“Adapun gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana Bulan ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 17 Juni 2038,” sambung BMKG.
Perlu diketahui jika gerhana Bulan memiliki banyak istilah. Mengutip laman resmi, gerhana bulan kali ini Badan Antariksa Amerika (NASA) menamainya dengan Bulan Stroberi.
Nama Bulan Stroberi diberikan oleh suku Algonquin yang merupakan pribumi Amerika Serikat dan bertepatan dengan musim yang relatif singkat untuk memanen stroberi di AS bagian timur laut.
Ada juga istilah lain seperti Bulan Mawar Penuh dan Bulan Mead (Bulan Madu). Mead adalah minuman yang dibuat dengan cara memfermentasi madu yang dicampur dengan air lalu dikombinasikan dengan buah-buahan, rempah maupun biji-bijian.
Masyarakat yang tinggal di Benua Eropa sering menyebut fenomena gerhana dengan Bulan Madu karena biasanya pada bulan Juni, banyak yang menyelenggarakan acara pernikahan.
Sementara istilah Bulan Mawar Penuh disematkan karena pada akhir Juni merupakan periode mekarnya bunga mawar.
Selain Gerhana Bulan Penumbra, BMKG juga mencatat ada fenomena gerhana lain yang dapat diamati dari Indonesia, seperti Gerhana Matahari Cincin pada 21 Juni 2020 tetapi hanya terlihat sebagian dan Gerhana Bulan Penumbra pada 20 November 2020 dapat diamati di bagian Barat wilayah Indonesia menjelang gerhana berakhir.
(din/DAL)