Kejadian pohon tumbang yang menimpa rumah warga di Kabupaten Sleman pada awal musim hujan 2019. ANTARA/HO-BPBD Sleman
LENSAPANDAWA.COM – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengharapkan ada program inventarisasi pohon rawan tumbang dan dimasukkan dalam program jangka panjang mengingat setiap pergantian musim selalu ada kejadian angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang.
"Sebagai upaya mitigasi bencana, maka monitoring dan pengawasan pohon, terutama pohon rawan di suatu wilayah harus dilakukan secara rutin," kata Direktur Walhi DIY Halik Sandera di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, hasil monitoring terhadap pohon yang rawan tumbang tersebut juga sebaiknya disampaikan ke publik.
"Dengan demikian masyarakat bisa ikut berkontribusi menjaga pohon-pohon di wilayah mereka masing-masing," katanya.
Ia mengatakan, hanya saja dalam beberapa kasus terdapat kendala dalam penerapan ekspos publik terhadap hasil pemetaan. Misalnya ada dahan pohon mengganggu yang berada dekat dengan utilitas milik PLN.
"Hal itu menjadi tanggung jawab PLN. Dengan demikian, masyarakat perlu tahu sistem apa yang paling tepat untuk menyampaikan informasi dengan mudah. Kalau itu kemudian menjadi satu sistem inventarisasi yang rutin, artinya ini bencana pohon tumbang bisa diantisipasi," katanya.
Halik mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemetaan dan penanganan pohon rawan tumbang. Pertama, selain inventarisasi, perlu dipantau secara mendetail kondisi pohon, mulai dari jenis akar, tingkat kerapuhan, dan tingkat urgensi dilakukannya pemangkasan.
"Kedua perlu diketahui seberapa kemampuan adaptasi pohon terhadap lingkungan. Misalnya, apakah pohon merusak struktur jalan maupun trotoar dan seberapa kekuatan akar pohon dalam menjaga keseimbangan," katanya.
Sedangkan ketiga, selama ini pemangkasan hanya dilakukan pada sisi yang dibutuhkan. Misalnya ada dahan pohon karena sudah mengganggu jalan dan atap atau terlalu rimbun lalu dipangkas sedangkan kondisi akarnya tidak diperhatikan.
"Sehingga memicu pohon roboh ketika terjadi hujan disertai angin kencang maka roboh," katanya.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Junaidi mengatakan pihaknya akan melakukan pemetaan kawasan yang memiliki banyak pohon rawan tumbang.
"Perkiraan kami ada sekitar 100 batang pohon di Sleman rawan tumbang. Itu merupakan pohon perindang jalan. Kondisinya sudah kering dan sukar diobati," katanya.
Menurut dia, titik keberadaan pohon-pohon rawan tersebut menyebar di sejumlah wilayah di Sleman, dan jalan satu-satunya untuk mengatasi itu adalah menebangnya.
"Kalau untuk usia pohon tidak sampai 100 tahun, paling tua sekitar 50 tahun. Untuk jenis-jenisnya angsana, mahoni, glodokan, tanjung, bungur," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan mengamati lagi titik-titik keberadaan pohon rawan tumbang. Untuk saat ini, prioritas pengamatan di kawasan yang sering terdampak bencana.
"Namun tetap tanpa mengabaikan wilayah lain yang tidak potensi bencana," katanya.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.