Kanselir Jerman Angela Merkel dan Menteri Keuangan Olaf Scholz tiba untuk melakukan rapat dengan perwakilan serikat pekerja dan industri Jerman di wisma pemerintah Schloss Meseberg, di Meseberg, Jerman, Senin (17/6/2019). ANTARA/REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE/TM
LENSAPANDAWA.COM – Jerman mungkin dapat mengelola dampak fiskal dari krisis virus corona tanpa melebihi tingkat utang yang disetujui jika ekonomi pulih pada paruh kedua tahun ini, kata Menteri Keuangan Olaf Scholz dalam wawancara yang diterbitkan pada Minggu.
Parlemen Jerman pada 25 Maret menangguhkan rem utang untuk melawan krisis corona dengan anggaran tambahan sebesar 156 miliar euro (sekitar Rp2,6 kuadriliun) untuk dana stabilitas ekonomi yang dapat mengambil saham ekuitas langsung di perusahaan serta dalam bentuk kredit kepada bank pengembangan sektor publik KfW.
Anggaran tersebut terutama ditujukan untuk mendanai layanan kesehatan dan membantu perusahaan-perusahaan.
Saat ditanya apakah anggaran 156 miliar euro itu bisa tetap menjadi tingkat utang baru, Scholz mengatakan kepada surat kabar Welt am Sonntag: "Jika kita berhasil menggerakkan kurva ekonomi ke atas lagi pada paruh kedua tahun ini, maka utang ini bisa dikendalikan."
Dia mengatakan bahwa Jerman akan berupaya untuk memulihkan pengeluaran dalam jangka panjang tanpa harus melakukan penghematan besar di bagian lain.
Scholz memuji sistem kesejahteraan sosial kapitalisme Jerman yang memungkinkan adanya dukungan negara tingkat tinggi, tetapi dia juga menambahkan bahwa hal itu berarti akan ada pajak yang lebih tinggi bagi para pencari nafkah setelah krisis.
Dia mengatakan pengenaan pajak seperti itu perlu dilakukan secara "adil dan tepat" karena juga untuk mendukung kelompok berpenghasilan rendah.
Paket anggaran pemerintah lebih lanjut mencakup dana stabilitas sebesar 400 miliar euro dalam jaminan pinjaman untuk mengamankan utang perusahaan yang berisiko gagal bayar, dan itu menjadikan jumlah keseluruhan anggaran lebih dari 750 miliar euro.
Scholz mengatakan bahwa ia akan berupaya memberikan stimulus ekonomi, jika perlu, setelah berakhirnya kebijakan karantina yang masih berlangsung saat ini serta membuat bisnis harus tutup dan warga tinggal di rumah.
"Ketika waktunya tepat, kami akan menyiapkan langkah-langkah untuk merangsang bisnis bangkit kembali. Langkah itu harus seperti apa yang dibayangkan oleh para ekonom – ditargetkan, cocok untuk tujuan dan terbatas waktu," ujar dia.
"Kita juga akan terus memusatkan perhatian pada modernisasi negara kita, seperti melalui pengurangan emisi karbon dioksida, perluasan mobilitas secara elektrik, atau digitalisasi," lanjut Scholz.
Dia mengatakan pemerintah juga mencari langkah-langkah dukungan bagi para pemilik hotel dan restoran.
Sumber: Reuters
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.