PT Kereta Api Divisi Regional IV Tanjungkarang melakukan uji coba kereta api ekonomi premium dari Stasiun Tanjungkarang menuju Stasiun Kotabumi, Lampung Utara, Rabu (21/3) (Foto: Antara Lampung/Agus Wira Sukarta) (Foto: Antara Lampung/Agus Wira Sukarta/)
LENSAPANDAWA.COM – Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo menilai, dengan track record dan manajemen yang baik, serta proyeksi arus kas yang kuat membuat KAI mendapatkan peringkat obligasi yang bagus.
""KAI optimistis penawaran umum ini akan sukses seperti sebelumnya," ujar Didiek di Jakarta, Senin.
Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31 persen dan pertumbuhan laba bersih hingga 54,39 persen.
Didiek juga yakin KAI akan memperoleh Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Desember 2019, dan melakukan penawaran umum pada tanggal 6 sampai dengan 9 Desember 2019.
Utuk tanggal penjatahan diperkirakan pada 10 Desember 2019 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek 1ndonesia(BEI) pada 13 Desember 2019.
“Dukungan yang kuat dari Pemerintah terhadap KAI dapat terlihat dari Pemerintah yang mempertahankan kepemilikan 100 persen di KAI, karena KAI ini merupakan BUMN yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di seluruh Indonesia,” kata Didiek.
Sementara itu, beberapa proyek yang saat ini sedang ditangani oleh KAI di antaranya melalui Perpres No. 49/2017 tentang percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Kemudian program peremajaan sarana dengan tujuan untuk meningkatkan layanan angkutan penumpang. Sena dari segi angkutan barang, KAI secara bcrkelanjutan melakukan pengembangan kapasitas angkutan batu bara dengan cara menambah lokomotif dan gerbong serta mengembangkan jalur di Sumatera bagian selatan.
Sebelumnya, pada November 2017 KAI telah menerbitkan surat utang (obligasi) perdana sebesar Rp 2 triliun. Dana tersebut digunakan untuk mendanai proyek KA Bandara Soekarno-Hatta sebesar 55 persen, dan sisanya 45 persen untuk pengadaan kereta baru.
Penawaran obligasi ini mendapat minat yang cukup besar dan para investor, di mana permimaan obligasi mencapai Rp 5,2 triliun atau melebihi 2,5 kali dari nilai yang ditawarkan.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.