Ahli RI Sebut Kecil Kemungkinan Penularan Corona Lewat Feses

0
114
Ahli RI Sebut Kecil Kemungkinan Penularan Corona Lewat FesesIlustrasi penularan corona melalui kentut dan feses. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)

LENSAPANDAWA.COM – Peneliti senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David Muljono merespons seorang dokter Australia, Andy Tagg soal virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) potensi menular lewat kentut.

Menurut David, hasil penelitian mengatakan bahwa Covid-19 ditemukan pada feses orang yang positif, namun potensi penularan Covid-19 lewat feses atau kentut sangat kecil.

David menjelaskan untuk menghindarinya, orang positif corona yang buang air besar di tempat tertutup dan langsung menyiram kotorannya.


“Memang itu terbukti bahwa ada studi juga yang di feses keluar (ditemukan virus Covid-19), ada. Saya kira itu penularan lewat itu relatif jarang ya,” ujar David dalam diskusi virtual, Selasa (21/4).

David menuturkan penularan Covid-19 yang paling nyata adalah melalui droplet dan kontak benda yang terkontaminasi Covid-19. Penularan semakin tinggi bila kedua hal itu terjadi di zona dengan kasus yang tinggi.

Penularan Covid-19 juga diragukan oleh Dokter Norman Swan yang mengatakan tak perlu khawatir pada kentut karena terhalangi oleh celana.

“Kita selalu memakai masker (celana) yang menutup kentut kita setiap saat,” kata Swan dalam podcast Coronacast di ABC.

Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit China juga mengatakan celana merupakan penghalang kentut yang mungkin membawa virus. Walaupun, kentut memiliki kemungkinan yang kecil untuk dapat membawa virus corona.

Senada dijelaskan pula oleh dokter Spesialis Baru, Erlang Samoedro yang menilai penularan virus corona melalui kentut sulit terjadi. Ia mengatakan, virus ini memang ditemukan pada feses, namun aerosolisasi ke udara bebas dinilai lebih kecil lantaran terhalang pakaian.

Virus Corona Tak Hanya Rusak Paru

David mengatakan virus corona menimbulkan gejala yang bervariasi, mulai dari hampir tidak ada gejala hingga gejala fatal. Bagi yang aktif terinfeksi, dia berkata bisa mengalami batuk, demam, radang paru, gangguan fungsi hati dan ginjal, gagal ginjal, gangguan syaraf, hingga gangguan penciuman.

“Virus Covid-19 ketika infeksi keluarnya bisa 10 pangkat 4 sampai pangkat 6 virus. Dan siklus ini antara satu sampai dua jam. Bayangkan begitu masuk dia akan menjadi berjuta virus di dalam tubuh kita,” ujar David.

Di sisi lain, David berkata reseptor Covid-19 banyak terdapat dalam hati, paru-paru, dan ginjal. Dia berkata Covid-19 masuk melalui pernapasan lalu berkembang di tiga organ tersebut.

Adapun modus penularan utama, David berkata melalui partikel di udara yang terhirup. Akan tetapi, reseptor Covid-19 juga terdapat dalam sirkulasi darah.

“Artinya tidak hanya dari penghirup udara saja, tetapi menyentuh barang yang tercemar virus tersebut kemudian tidak sengaja memenag mukosa selaput lendir di mata, hidung dan mulut dia bisa masuk,” ujarnya.

Lebih dari itu, David mengatakan rata-rata infeksi terjadi dalam rentang waktu 1-14 hari. Namun, dia berkata umumnya terjadi pada 3-7 hari.

“Dan bentuk klinis adalah demam, sesak, dan juga gangguan keasaman di dalam darah,” ujar David. (mik/mik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here