Aplikasi Grab manfaatkan “big data” perbanyak inovasi produk dan layanan pelanggan

0
466
Aplikasi Grab manfaatkan Illustrasi: Salah seorang pengguna aplikasi yang ditawarkan Grab (ANTARA/HO/Grab)

LENSAPANDAWA.COM – Aplikasi Grab memanfaatkan keberadaan "big data" untuk memperbanyak inovasi produk dan layanannya kepada pelanggan serta sekitar 5 juta pengusaha mikro di Tanah Air, termasuk mitra pengemudi, merchant dan mitra agen.

Laporan We Are Social 2020 – Digital 2020 Indonesia (Januari 2020) menunjukkan bahwa 75 persen pengguna internet Indonesia menggunakan aplikasi mobile yang berhubungan dengan pemetaan. Selain itu, laporan tersebut juga menyatakan bahwa ada 21,7 juta orang yang menggunakan layanan ride-hailing.

"Melihat fakta tersebut, tidak heran bahwa ada puluhan terabyte data yang dihasilkan oleh aplikasi Grab setiap harinya. Sebagai platform yang terlibat di bidang transportasi, Grab juga berupaya menggunakan teknologi untuk menjawab tantangan kemacetan saat ini," kata Head of MapOps, Grab Indonesia, Ariek Wisnu Wibisono dalam siaran pers yang diterima di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Menurut Ariek, sebagai bagian dari tim pemetaan Grab, data punya peran penting dalam menentukan inovasi apa yang akan diciptakan selanjutnya. "Menjawab masalah kemacetan hingga akses bagi jutaan pengusaha mikro dan pelanggan merupakan target yang selalu ingin kami capai," kata Ariek.

Ada 4 pendekatan yang menjadi tumpuan Grab dalam menggunakan teknologi, yakni mendengarkan dan memahami kebutuhan serta perilaku masyarakat, menggunakan pendekatan hyperlocal untuk mengatasi kebutuhan serta permasalahan yang berbeda di tiap wilayah, meningkatkan efisiensi transportasi, serta bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendorong perubahan positif.

Sebagai contoh, pendekatan tersebut dituangkan dalam sebuah sistem mapping untuk memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih efisien bagi mitra pengemudi dan pengalaman pemesanan yang lebih mudah bagi pelanggan.

Modifikasi titik temu demi ketertiban, bekerja sama dengan Dinas Perhubungan di beberapa kota, tim pemetaan Grab juga memodifikasi beberapa titik jemput di daerah rawan macet untuk memastikan mitra pengemudi dan penumpang dapat bertemu di area yang telah disediakan.

Saat ini, sudah ada beberapa titik jemput yang dimodifikasi, termasuk Grab Lounge Terminal Bungurasih, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Malang Kotabaru, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sudirman, dan Pasar Blora.

Pilihan lokasi titik jemput atau titik pengantaran di dalam aplikasi Grab di daerah tersebut juga telah disesuaikan agar pelanggan hanya dapat memilih titik spesifik yang telah disediakan sebagai titik temu, sebagai upaya untuk mengurangi penumpukan mitra pengemudi dan mengurai kemacetan.

Selanjutnya, menemukan rute terbaik dengan menangkap data perjalanan mitra pengemudi, Grab dapat menemukan berbagai jalur baru yang dilewati oleh mitra pengemudi. Semua data perjalanan tersebut dikumpulkan sehingga Grab bisa memperkirakan jarak dan jalan yang akan ditempuh pengguna ke suatu tempat dengan memberikan rekomendasi rute terbaik.

Melalui Heatmap, Grab dapat mengetahui, memantau, memetakan, dan menghitung metrik kebutuhan (permintaan) layanan Grab di lokasi tertentu. Selanjutnya, menginformasikan kepada mitra pengemudi secara efektif untuk memastikan adanya mitra pengemudi yang cukup untuk memenuhi permintaan di daerah itu.

Memberikan Saran Perjalanan Otomatis sesuai Pola Pengguna: Big data tidak hanya digunakan untuk membuat inovasi yang terlihat besar.

Memudahkan dan Menertibkan Proses Penjemputan: Titik penjemputan juga menjadi poin penting dalam layanan Grab. Oleh karena itu, untuk mempermudah titik temu pengguna dan mitra pengemudi atau mitra GrabFood yang mencari restoran di sebuah lokasi, Grab telah menambahkan lebih dari 10 juta Point of Interest (POI) di Indonesia dan hampir 20 juta POI di Asia Tenggara.

Menuju titik jemput dengan mudah: Untuk pelanggan, Grab juga telah menghadirkan fitur Venues untuk memberikan panduan visual dalam aplikasi untuk menuju titik jemput yang mereka pilih. Hal ini dimungkinkan dengan pengembangan pemetaan dan kebiasaan dari mitra dan pengguna untuk bertemu.

Hingga hari ini, sudah ada lebih dari 2.500 venues di aplikasi Grab.

“Pemetaan menjadi kunci penting bagi seluruh orang yang tergabung dalam ekosistem Grab. Grab berharap dapat menciptakan lebih banyak inovasi yang didukung oleh teknologi dan memberikan layanan yang inovatif dan membawa dampak positif bagi pengguna," tambah Ariek.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here