Ilustrasi virus corona. (CNNIndonesia/Rosyid)
LENSAPANDAWA.COM – Virus corona baru alias COVID-19 telah menginfeksi puluhan ribu orang dan menyebabkan 2 ribu orang lebih meninggal dunia sejak pertama kali muncul di Kota Wuhan Hubei, China, pada Desember 2019.
Situasi itu membuat China terus berusaha mencari vaksin guna mengatasi penyakit tersebut. Terbaru, The National Medical Products Administration China menyetujui penggunaan obat anti virus Favilavir untuk mengobati pasien Covid-19.
Obat tersebut dilaporkan telah menunjukkan kemanjuran dalam mengobati Covid-19 dengan efek samping minimal dalam uji klinis yang melibatkan 70 pasien. Uji klinis sedang dilakukan di Shenzhen, provinsi Guangdong.
1. SII dan Codagenix
Melansir Pharmaceutical Technology, sejumlah pihak juga tengah mengembangkan obat untuk mengobati pasien terinfeksi Covid-19. Misalnya, Serum Institute of India (SII) dan Codagenix, sebuah perusahaan biofarmasi yang berbasis di AS.
Mereka dikabarkan tengah mengembangkan vaksin untuk Covid-19 menggunakan strain vaksin yang mirip dengan virus asli. SII berharap bisa meluncurkan vaksin di pasar pada awal 2022.
Saat ini, vaksin buatan SII-Codagenix masih dalam tahap pengujian pra-klinis. Sedangkan uji coba manusia diperkirakan akan dimulai dalam enam bulan ke depan.
2. Zydus Cadila
Zydus Cadila juga mengumumkan peluncuran program penelitian terakselerasi untuk mengembangkan vaksin untuk Covid-19 menggunakan dua pendekatan baru. Pendekatan pertama adalah pengembangan vaksin DNA terhadap protein membran virus dari virus Covid-19.
Pendekatan kedua adalah vaksin vektor campak rekombinan hidup (rMV) yang dilemahkan. Vaksin berbasis rMV diklaimbekerja dengan menginduksi antibodi penetral spesifik yang akan memberikan perlindungan dari infeksi Covid-19.
Adapun NanoViricides yang merupakan perusahaan tahap klinis menatakan sedang berupaya mengembangkan pengobatan untuk nCoV-2019 menggunakan teknologi nanoviricide.
Teknologi perusahaan itu digunakan untuk mengembangkan ligan yang dapat mengikat virus dengan cara yang sama seperti reseptor serumpun dan menyerang berbagai titik virus.
3. Vir Biotechnology
Selanjutnya, Vir Biotechnology mengumumkan telah mengidentifikasi dua antibodi monoklonal yang dapat mengikat virus yang menyebabkan COVID-19. Perusahaan imunologi tahap klinis itu berkata antibodi menargetkan protein lonjakan (S) virus dengan masuk melalui reseptor seluler ACE2.
Sedangkan Innovation Pharmaceuticals mengumumkan tengah mengevaluasi Brilacidin, kandidat obat defensin mimetics sebagai obat potensial untuk Covid-19. Brilacidin diklaim menunjukkan sifat antibakteri, anti-inflamasi, dan imunomodulator dalam beberapa uji klinis.
4. Inovio Pharmaceuticals dan Beijing Advaccine
Perusahaan lain yang turut mengembangkan vaksi Covid-19 adalah Inovio Pharmaceuticals dan Beijing Advaccine Biotechnology. Kedua perusahaan itu tengah mengembangkan INO-4800 sebagai vaksin Covid-19.
Inovio berencana untuk mengembangkan vaksin melalui pengujian manusia fase pertama di AS untuk menguji keamanan dan kemanjuran. Percobaan klinis fase satu direncanakan akan dilakukan secara paralel di Cina oleh Beijing Advaccine.
Pengembangan vaksin itu didukung oleh hibah US$9 juta dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
[Gambas:Video CNN]
5. Clover Biopharmaceuticals
Terdapat pula Clover Biopharmaceuticals yang sedang mengembangkan vaksin subunit rekombinan menggunakan teknologi Trimer-Tag © yang telah dipatenkan. Perusahaan itu mengembangkan vaksin berdasarkan protein S trimerik (S-Trimer) dari virus Covid-19 yang bertanggung jawab untuk mengikat dengan sel inang dan menyebabkan infeksi virus.
6. Vaxart
Selanjutnya, Vaxart diketahui sedang mengembangkan vaksin rekombinan oral dalam formulasi tablet menggunakan platform vaksin oral miliknya, VAAST. Mereka berencana mengembangkan vaksin berdasarkan genom yang diterbitkan Covid-19 untuk diuji dalam model pra-klinis untuk respon imun mukosa dan sistemik.
7. CytoDyn
Terdapat pula perusahaan CytoDyn yang sedang memeriksa leronlimab (PRO 140), antagonis CCR5 sebagai obat coronavirus yang potensial. Obat itu saat ini sedang diselidiki dalam uji klinis fase dua.
8. Applied DNA Sciences and Takis Biotech
Applied DNA Sciences and Takis Biotech juga mengembangkan vaksin DNA linier sebagai pengobatan untuk Covid-19. Mereka akan menggunakan teknologi pembuatan DNA berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengembangkan vaksin. Gen vaksin yang dikembangkan melalui teknologi itu diklaim dapat efektif tanpa dimasukkan ke dalam genom pasien.
Terakhir, BIOXYTRAN mengklaim tengah mengembangkan BX-25 sebagai obat penderita untuk Sindrom Distres Pernafasan Akut (ARDS) pada pasien stadium akhir yang terinfeksi Covid-19. BX-25 diklaim dapat membantu memasok oksigen ke organ-organ vital dan memungkinkan pasien pulih dan bertahan hidup.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.