Antony Ginting (Antara Sumut/ist) (Antara Sumut/ist/)
LENSAPANDAWA.COM – Pebulutangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting mengutarakan bahwa kekalahannya atas Kento Momota di putaran perempat final Japan Open 2019 akibat permainan bertahan yang diberikan Momota masih terlalu kuat untuk ditembus.
"Memang beda kalau lawan dia, Momota tidak gampang mati. Waktu saya dapat bola yang enak untuk menyerang pun tidak bisa langsung mematikan lawan. Saya juga selalu berpikir bahwa dia tidak bisa langsung dimatikan karena pertahanannya rapat," kata Ginting melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Ginting ditaklukkan wakil tuan rumah itu dengan skor 13-21, 22-20, 15-21 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jumat.
Duel Ginting dengan Momota memang selalu ditunggu karena kedua pemain sama-sama harus kerja keras untuk menang.
Ginting yang tertinggal di gim pertama mencoba untuk mengurangi kesalahan sendiri dan mempercepat tempo main di gim kedua, namun sayangnya di gim ketiga ia kembali terbawa irama permainan Momota yang lebih lambat.
"Dia (Momota) sudah mengantisipasi permainan saya, lalu di gim ketiga dia meredam permainan cepat saya dan balik lagi ke tempo mainnya dia yang lambat. Saat itu saya sudah coba kendalikan, juga secara pikiran menganggap ini partai final dan coba maksimal. Tapi saya balik lagi banyak mati-mati sendiri," ujar atlet asal Cimahi Jawa Barat itu.
Selain Ginting, Tommy Sugiarto juga tumbang di putaran delapan besar dari pebulutangkis India Sai Praneeth dengan skor 21-12, 21-15 hanya dalam waktu 35 menit.
Sementara wakil terakhir di tunggal putra yaitu Jonatan Christie akan bertanding di partai terakhir melawan Anders Antonsen dari Denmark.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.