Kawasan industri Batam optimistis produksi manufaktur tak terganggu wabah corona

0
147
Kawasan industri Batam optimistis produksi manufaktur tak terganggu wabah coronaWakil Ketua HKI Kepri, Tjau Hioeng usai menghadiri diskusi terkait Covid-19 di Batam, Senin (Naim)

LENSAPANDAWA.COM – Himpunan Kawasan Industri (HKI) Provinsi Kepulauan Riau optimistis produksi manufaktur di daerah itu tidak akan terganggu wabah virus corona atau COVID-19 yang menghantui dunia.

Wakil Ketua HKI Kepri, Tjau Hioeng di Batam, Senin, mengatakan optimisme itu karena pabrik-pabrik di China mulai produksi sehingga pengiriman bahan baku ke Batam diperkirakan akan kembali lancar. "Pabrik mulai buka, berarti mulai operasi," kata Tjau Hioeng.

Paling tidak, pengiriman bahan baku untuk industri di Batam akan lancar lagi. Meski masih ada kemungkinan tertunda selama beberapa saat karena akumulasi dari penutupan selama ini.

Menurut dia, sejak wabah corona merebak, produksi di Batam tetap berjalan, hasilnya pun juga lancar diekspor. Itu karena bahan baku sudah disiapkan hingga Maret 2020, mengantisipasi libur panjang saat perayaan Imlek.

"Masih oke karena China memprediksi tutup, karena imlek, perusahaan tahu akan ada liburan. Bahan baku disiapkan sampai Maret," kata dia.

Proses ekspor pun lancar. Tidak ada pembatalan pesanan dari negara lain.

Ia mengakui, awalnya pelaku industri di Batam memang sempat khawatir akan kekurangan bahan baku untuk produksi. Namun, ketakutan itu sirna begitu mengetahui perusahaan di China mulai berproduksi.

"Kabarnya, perlahan mereka mulai buka. Meskipun belum sampai 50 persen," kata dia.

Sementara itu, untuk bertahan dari ancaman ekonomi terkait virus corona, ia mengatakan perlu dibangun industry global supply chain di Batam, dan segera mencari alternatif impor bahan baku dari negara lain.

Kemudian, perlu dilakukan lobi dengan Pemerintah China agar operator di sentra industri dan logistik di sana segera beroperasi.

HKI juga mengusulkan percepatan pemberian stimulus insentif nonfiskal melalui penurunan harga gas industri, penundaan sementara waktu pungutan pajak dan retribusi daerah serta mempermudah perizina kepada industri substitusi impor dan berorientasi ekspor.

Lalu mempercepat kenaikan batasan penghasilan tidak kena pajak. "Terkait expatriat dan manajemen PMA yang masih berada di Tiongkok agar dapat diberikan solusi agar mereka segera kembali ke Batam sehingga dapat perusahaan kembali beroperasi," katanya seraya menyebutkan perlunya meminimalkan aksi unjuk rasa di Batam.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here