KPH Banawa Lalundu libatkan masyarakat kelola 3 objek wisata alam

0
166
KPH Banawa Lalundu libatkan masyarakat kelola 3 objek wisata alamLokasi objek wisata paralayang di Dusun Salena, Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu. Objek wisata ini berada dalam kawasan hutan produksi dalam wilayah KPH Banawa Lalundu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

LENSAPANDAWA.COM – Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Banawa Lalundu di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, melibatkan masyarakat di daerah itu untuk mengelola tiga objek wisata alam.

"Iya, spot-spot objek wisata yang ada dalam pengelolaan dan pengembangannya melibatkan masyarakat," ujar Kepala KPH Banawa Lalundu, Susanto, di Palu, Jumat.

Luas area lahan dan hutan kurang di bawah naungan KPH Banawa Lalundu kurang lebih 110.000 hektare di dalamnya terdapat lima resor yang meliputi Resor Lalundu, Banawa Selatan, Banawa, Pinembani, dan Ulujadi.

Lima resor tersebut, empat terdapat di Kabupaten Donggala, dan satu resort di Kota Palu yang terletak di Kecamatan Ulujadi.

Di resor Ulujadi, terdapat satu potensi objek wisata Paralayang yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu melibatkan masyarakat di Dusun Salena. Objek wisata Paralayang, terletak di dalam kawasan hutan produksi dalam wilayah hutan KPH Banawa Lalundu.

Objek wisata Paralayang itu telah di kunjungi oleh para atlet paralayang dalam dan luar negeri, bahkan termasuk sebagai salah satu objek wisata paralayang terbaik di Indonesia.

Kemudian, objek wisata air terjun di Loli Tasiburi, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Susanto menjelaskan pembangunan dan sarana wisata dan pemeliharaannya melibatkan langsung masyarakat di desa tersebut.

"Ini kerja sama antara pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan melalui KPH Banawa Lalundu, yang menggandeng masyarakat desa," ujar dia.

Pembangunan sarana prasarana di objek wisata air terjun Desa Loli Tasiburi, sebagian menggunakan Anggaran Dana Desa Loli Tasiburi, dan sebagian berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang menempel pada KPH Banawa Lalundu.

Pembangunan dan penataan objek wisata air terjun itu, telah dimulai sejak 2017, dan saat ini telah ramai di kunjungi oleh masyarakat setiap akhir pekan.

Berikutnya, objek wisata hutan mangrove gonenggati di Donggala. Objek wisata tersebut mulai dibangun dan ditata oleh KPH melibatkan masyarakat sejak 2017.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, Nahardi mengemukakan objek-objek wisata alam dalam kawasan hutan produksi ataupun hutan lindung dalam penataan dan pengelolaannya, pemerintah bangun kerja sama anggaran dari DAK dan ADD, seperti penataan objek wisata mangrove dan air terjun.

Kepala KPH Banawa Lalundu, Susanto (kiri) berjalan bersama salah satu Tim FAO Indonesia dalam objek wisata mangrove gonenggati, di Donggala. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here