Pemkab Banyuwangi buka sebagian tempat wisata dengan menerapkan pembatasan

0
134
Pemkab Banyuwangi buka sebagian tempat wisata dengan menerapkan pembatasanWisatawan bermain kano di Rowo Cacalan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (4/7/2020). Wahana bermain kano itu kembali dibuka setelah mendapat izin dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.

LENSAPANDAWA.COM – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah membuka sebagian tempat wisata dengan menerapkan pembatasan-pembatasan mengacu pada protokol pencegahan penularan COVID-19.

"Kalau dulu yang kami jual harga dan layanan, kini yang utama untuk dijual adalah kesehatan. Jadi protokol kesehatan sangat penting," kata Bupati

Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang disiarkan melalui akun YouTube BNPB pada Minggu.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah melakukan simulasi pembukaan kembali tempat pariwisata dan sertifikasi terkait penerapan protokol kesehatan untuk hotel dan restoran.

"Para traveller (pelaku perjalanan) bisa mengecek sendiri hotel dan restoran mana saja yang sudah sertifikasi," kata Bupati.

Ia mengatakan, pemerintah kabupaten terus mengevaluasi penerapan protokol kesehatan di hotel dan restoran serta akan menindak pengelola hotel dan restoran yang kedapatan tidak tertib menjalankannya.

Bupati menjelaskan pula bahwa para pelaku usaha pariwisata di Banyuwangi lebih banyak menerapkan konsep staycation, yang memungkinkan wisatawan lebih banyak tinggal di hotel serta menikmati fasilitas dan atraksi wisata di sekitar kawasan hotel.

"Misalnya, hotel yang berada di pinggir pantai atau di gunung," ujarnya.

Ia mengatakan, pembukaan tempat pariwisata di Banyuwangi baru dilakukan di kawasan yang dinilai punya risiko penularan COVID-19 rendah. Tempat wisata yang sudah dibuka secara terbatas antara lain Kawah Ijen, Agrowisata Tamansuruh, Taman Gandrung Terakota, dan Basring Underwater.

"Sementara ini yang kami buka yang tidak berisiko tinggi. Pendisiplinan jelas tidak mudah, tetapi kami terus mengampanyekan penggunaan masker, pembatasan pengunjung, pembatasan kapasitas kendaraan, dan sarana air mengalir untuk mencuci tangan," katanya.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melibatkan para ulama, kyai, dan pendeta dalam menyosialisasikan "Kebiasaan Anyar" (kebiasaan baru yang aman dari penularan COVID-19) dan mempromosikan pariwisata daerah.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here