Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani. (Antara News Sumsel/Aziz Munajar/19)
LENSAPANDAWA.COM – Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan akan menghidupkan dan memodifikasi perahu kajang untuk disiapkan sebagai alat transportasi air masa depan seiring dimulainya restorasi Sungai Sekanak – Lambidaro sepanjang 10 kilometer di Wilayah Ilir.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani, Rabu, mengatakan perahu kajang yang dikenal sebagai alat transportasi air sejak zaman Kerajaan Sriwijaya itu perlu dihidupkan dan dimodernisasi agar Palembang punya ciri khas tersendiri.
"Nanti atap perahu kajang harus bisa dilipat agar tidak menabrak jembatan-jembatan sepanjang Sungai Sekanak – Lambidaro, kalau rupa aslinya, atap perahu berbentuk seperti atap rumah limas dan itu akan menyulitkan jika tidak dimodifikasi," ujar Isnaini Madani.
Menurutnya modifikasi perahu juga harus disesuaikan dengan dinamika pasang – surut muka air Sungai Sekanak – Lambidaro yang dapat berubah drastis saat musim hujan maupun kemarau.
Perahu kajang, kata dia, merupakan inisiatif pihaknya saat merencanakan Restorasi Sungai-Sekanak Lambidaro, sebab dahulu memang perahu jenis itulah yang mendominasi anak-anak sungai di Palembang.
"Perahu itu juga akan jadi ciri khas, di Tiongkok Jepang dan Italia punya ciri khas perahu masing-masing, maka sebenarnya Palembang juga punya khas yakni perahu kajang," jelasnya.
Jika restorasi sudah selesai dan Sungai Sekanak – Lambidaro dibuka untuk wisata, maka akan ada puluhan perahu kajang yang dioperasionalkan dengan alur spot rekreasi, yakni dermaga perahu berada di dekat spot-spot destinasi wisata yang ada di sepanjang sungai.
"Sekarang sudah ada tiga perahu yang diberikan oleh swasta, nanti akan ada 10 unit tambahan dari PT Pegadaian, kami harap bantuan-bantuan pihak lain juga ada," tambahnya.
Dahulunya perahu kajang menggunakan atap dari daun nipah yang terdiri dari tiga bagian yakni bagian depan atap yang disorong (kajang tarik), bagian tengah adalah atap yang tetap (kajang tetap) dan atap bagian belakang (tunjang karang).
Bahan yang digunakan untuk pembuatan perahu ini adalah kayu jenis kayu rengas yang memang sudah jarang ditemukan lagi di wilayah Sumsel, panjang perahu sekitar delapan meter dan lebar perahu dua meter.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.