Pengamat Kritik Jokowi Salah Kaprah soal ‘Pohon’ WhatsApp

0
376
Pengamat Kritik Jokowi Salah Kaprah soal 'Pohon' WhatsAppIlustrasi BTS. (Foto: CNN Indonesia/Agnes Savithri)

LENSAPANDAWA.COM – Presiden Joko Widodo berharap proyek Palapa Ring bisa memberikan kecepatan Internet di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T). Khususnya di Indonesia Timur yang sering mengeluhkan lambatnya internet.

Jokowi sempat menyinggung soal Based Transceiver Station (BTS) yang dianalogikan masyarakat Indonesia Timur sebagai pohon SMS untuk mendapatkan sinyal. Ke depannya ‘pohon’ ini diharapkan oleh Joko Widodo bisa berevolusi menjadi pohon WhatsApp dengan adanya Palapa Ring.

Pengamat Teknologi Informatika sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan pandangan bahwa internet akan langsung semakin cepat ketika ada Palapa Ring merupakan hal yang salah kaprah.

“Nampaknya Pak Jokowi tidak mendapat masukan secara benar. Seolah-olah Palapa ring selesai, internet di ponsel langsung ngebut,” kata Heru saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (14/10).

Ia menekankan Palapa Ring merupakan jaringan tulang punggung jaringan yang memerlukan pembangunan berkelanjutan seperti jaringan backhaul dan akses BTS.

“Sering saya usulkan dan sampaikan bahwa Palapa Ring ini bukanlah akhir internet cepat, dari membutuhkan jaringan backhaul dan akses,” katanya.

Heru menjelaskan jaringan serat optik menghubungkan atau mentransmisikan trafik dan tidak berfungsi langsung sebagai BTS. BTS akan memberikan akses internet kepada masyarakat.

“Palapa Ring sebagai backbone perlu. Tapi jaringan penghubung ke BTS atau rumah, sekolah, kantor, rumah sakit  juga perlu,” katanya.

Heru kemudian menjelaskan mengapa masyarakat di wilayah 3T menganalogikan BTS sebagai pohon SMS. Pasalnya di daerah 3T biasanya masih banyak hutan, dan menara BTS banyak yang dibangun di sekitar hutan. Oleh karena itu BTS, samar-samar mirip dengan pohon di hutan.

“Yang Pak Jokowi sebut adalah keberadaan BTS yang menjawab kebutuhan masyarakat akan internet cepat. Pohon itu diistilahkan karena BTS biasanya berupa menara dan sinyal dekat menara atau tower memang yang terbesar. Jadi banyak yang mendekat ke menara karena sinyal lemot di luar cakupan atau terhalang pohon atau hutan,”kata Heru.

Sebelumnya, Jokowi mengungkap pengalamannya ketika berkunjung ke daerah Indonesia Timur lain seperti Wamena, Rote, dan Manado.

Menurutnya internet di kawasan itu akan melambat pada malam hari, terutama ketika memasuki pukul 22.00 hingga 23.00. Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan telekomunikasi dasar seperti telepon atau SMS.

“Jangankan mengirim video, (atau) gambar, sambungan teks saja lambat. Sambungan suara juga terputus putus. Itu pun sudah harus mendekat di bawah BTS, yang biasa masyarakat sebut sebagai pohon SMS. Dekat-dekat biar bisa SMS, dekat pohon yang gede tinggi. Dan mungkin sekarang bukan pohon SMS, mungkin pohon WA (WhatsApp),” ucap Jokowi.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here