Petenis Osaka melaju ke final meski hanya tidur dua jam

0
162
Petenis Osaka melaju ke final meski hanya tidur dua jamPetenis Jepang Naomi Osaka merayakan kemenangannya usai mengalahkan petenis Denmark Caroline Wozniacki pada semifinal China Open 2019 di Beijing, China (5/10/2019) (AFP/LEO RAMIREZ)

LENSAPANDAWA.COM – Petenis Naomi Osak sukses melaju ke final China Open 2019 meski hanya bisa tidur dua jam usai menaklukkan Andreescu pada babak perempat final.

Juara Australia Open 2019 itu mengaku terlalu bersemangat setelah mengalahkan Bianca Andreescu dalam tiga set yang menegangkan sehingga sulit untuk bisa tertidur pulas.

"Saya tidur pukul 04.00 pagi, dan bangun pukul 06.00 pagi. Saya tidak bisa tertidur setelah pertandingan (melawan Andreescu)," kata Osaka seperti dikutip AFP. "Saya merasa adrenalin saya membuncah ketika menghadapi pertandingan yang lebih sulit jadi membuat saya susah tidur."

Sebelumnya Osaka berhasil menumbangkan Caroline Wozniacki pada babak semifinal dengan skor 6-4, 6-2 dalam pertandingan yang berlangsung 84 menit itu. Osaka berhasil mengonversi tujuh break point saat menghadapi Wozniacki.

Ia juga sempat terlihat gusar dan melempar raketnya saat Wozniacki menyamakan kedudukan 3-3 pada set pertama. Namun pada gim sembilan, Osaka sukses memberikan tekanan pada Wozniacki saat ia mematahkan servisnya dengan pukulan forehand.

Memasuki set kedua, petenis nomor empat dunia itu lagi-lagi sukses mematahkan servis Wozniacki untuk kemudian merebut set dan kemenangannya.

Selanjutnya, Osaka akan berhadapan dengan petenis unggulan pertama asal Australia Ashleigh Barty pada partai final yang berlangsung Minggu (6/10).

Sementara itu, Barty, yang telah berhadapan dengan Osaka tiga kali itu mengatakan bahwa dia sangat bahagia setelah berhasil menyelamatkan poin saat melawan Kiki Bertens pada semifinal.

Peraih titel juara Grand Slam di Roland Garros 2019 itu melakukan 52 unforced erros namun mampu meraih kemenangan dalam laga yang menegangkan dengan skor 6-3, 3-6, 7-6 (9/7).

Barty yang naik ke posisi puncak Juni lalu mengaku mengalami banyak perubahan secara mental saat harus tertinggal poin di lapangan.

"Perubahan itu berjalan beriringan dengan menambahkan orang-orang baru ke dalam tim saya. Saya mencoba bekerja sama dengan mereka," kata Barty.

"Tidak hanya untuk tenis, tetapi juga untuk kesehatan (mental) dan kehidupan saya untuk bisa lebih baik lagi. Saya tidak pernah sebahagia ini baik ketika di dalam maupun di luar lapangan."

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here