Petugas menyusun uang pecahan rupiah untuk didistribusikan dari Cash Center Mandiri, Jakarta, Senin (11/5/2020). Pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri tahun 2020, Bank Mandiri telah menyiapkan dana tunai sebesar Rp19,2 triliun yang berlaku pada periode 4 – 25 Mei 2020. Jumlah tersebut turun 24 persen dibandingkan jumlah uang tunai yang disiapkan pada musim Lebaran tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
LENSAPANDAWA.COM – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu diprediksi melemah dipicu kekhawatiran pasar akan adanya gelombang kedua COVID-19.
Pada pukul 9.59 WIB, rupiah masih menguat 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.905 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, sentimen negatif masih menekan pergerakan aset berisiko seperti indeks saham.
"Kemungkinan belum ada perubahan sentimen karena semalam indeks saham AS masih tertekan turun," ujar Ariston.
Sentimen negatif disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap gelombang kedua wabah COVID-19 karena pelonggaran lockdown.
Selain itu, pasar juga masih mengkhawatirkan wabah COVID-19 yang belum benar-benar menyurut.
Di Indonesia orang yang terinfeksi masih terus bertambah dan belum benar-benar terjadi penurunan.
"Sehingga banyak yang memperkirakan wabah akan terjadi lebih lama dan ini bisa menekan perekonomian lebih lama lagi," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan melemah dengan potensi pergerakan di kisaran Rp14.850 per dolar AS hingga Rp15.150 per dolar AS.
Pada Selasa (12/5) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.905 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.895 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.887 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.978 per dolar AS.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.